Sabtu, 14 Agustus 2010

...

Ketika suara hati berkata jangan masuk rumah orang sembarangan. Namun entah diri menarik untuk mengetahui siapa penghuni nya, namun ternyata orang itu seolah membaca pikiranku, pintu itu berderit dan aku mulai masuk kedalamnya. Penglihatan ku menjajah ke seluruh ruangan  memerhatikansetiap detil kumuh yang penuh bercak darah. Kaki kembali menginjakan langkah ke dua ke tiga dan seterus nya jemari ku menyatu dengan tlapak tangan menyatukannya dalam sunyi karena telah di basahi oleh butir butir air.

     Sampai aku pada sebuah kamar yang tenggelam oleh gelap. Pancaindra seolah mati tak berfungsi lagi.Bulu halus di tangan ku menggelitik ku entah aku merasa berputar dan aku jatuh terduduk. Dalam kegelapan itu muncul sebuah cahaya kecil entah itu apa, cahaya memanggil ku lembut tubuh ku terseret oleh rasa ego ingin tau. Dan akhirnya pintu penghalang kembali terbuka dan di dalam nya cahaya hanya mengambil sedikit jatah nya. Nenek itu duduk termenung sendiri. Hidupnya hanya berkawan sebuah lentera kecil. Melindunginya ketika gelap menerkamnya dan menenggelamkan nya namun tetap saja jalan hidup sudah hilang tertelan waktu.

langkah ku memaksa ku untuk menghampirinya dan memanggilnya, nenek itu melihat ku dia diam dan tersenyum ujung ujung pipinya yang keriput membentuk bulan sabit di pipinya. aku ikut tersenyum dia menyuruh ku duduk dan aku mengikuti nya entah apa yg terjadi dengan ku, aku mengikuti semua pintanya, seperti memijat kaki nya dan mendengar segelintir cerita hidupnya. Nenek ini sudah lama tidak melihat cahaya yang indah dia sudah terlarut dalam sepi dan gelap dia makan dari orang sekitar yang mengetauhi dia ada dan kehidupan nya hanya dengan lentera jiwa nya, dia akan begini sampai waktu memanggil nya.

     Ku mau keluar dari kesunyian itu dan pamit namun nenek itu menahan ku dia menyuruhku tinggal dan aku mengia kan itu.  Aku di antar nya ke sebuah ruang yang kumal namun cukup layak di situ ada  sebuah kasur kecil tampak sudah lama tidak mendapat tuan. Aku pun menaruh semua raga ku di kasur itu dan ku sadari bahwa lampu kamar itu remang. Neneki memberi tau jangan sampai aku melihat apa yang di lakukan di kamar itu pada malam ini. Aku menuruti itu dan terlelap dengan segera.

     Pagi tak terasa pagi dan aku pun tidak yakin kemarin aku tertidur pada malam aku seolah buta.Nenek itu seorang perajut yang handal, pikir ku ketika aku di berikan nya sebuah syal dan nenek itu tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar